Serangan Kilang Minyak Arab Picu Harga Emas Antam Naik Rp 8.000 / Gram

Serangan Kilang Minyak Arab Picu Harga Emas Antam Naik Rp 8.000 / Gram Serangan Kilang Minyak Arab Picu Harga Emas Antam Naik Rp 8.000 / Gram

Serangan terhadap kilang minyak milik perbisnisan Arab Saudi, Saudi Aramco, doang berdampak terhadap harga aset aman (safe haven) seperti emas. Dilansir atas laman logammulia.com, harga emas PT Aneka Tambang (Antam) hari ini naik tenggat Rp 8.000 per gram memerankan Rp 753.000 per gram.

Sementara itu harga pembelian kembali atau buy back lagi naik Rp 8.000 per gram berprofesi Rp 676.000 per gram. Harga emas batangan terhormat sudah terhadir PPh 22 selonggar 0,9%. Dengan demikian harga emas Antam hari ini dalam butik emas Logam Mulia bagai berikut:

Berikut rincian harganya, ibarat dikutip demi situs logammulia.com di market Butik Emas LM Pulogadung Jakarta:

Pecahan 1 gram Rp 753.000 Pecahan 2 gram Rp 1.455.000 Pecahan 3 gram Rp 2.161.000 Pecahan 5 gram Rp 3.585.000 Pecahan 10 gram Rp 7.105.000 Pecahan 25 gram Rp 17.655.000 Pecahan 50 gram Rp 35.235.000 Pecahan 100 gram Rp 70.400.000 Pecahan 250 gram Rp 175.750.000 Pecahan 500 gram Rp 351.300.000 Pecahan 1.000 gram Rp 702.600.000.

(Baca: Kekhawatiran Ekonomi Mereda, Kenaikan Harga Emas Tertahan)

Kenaikan harga emas Antam dipicu menjumpai kenaikan harga emas dunia bahwa menyentuh titik teragungnya sejak 5 September 2019. Dilansir dalam Reuters, penyandang dana kembali memburu aset-aset safe haven karena kondisi keamanan geopolitik dunia bahwa rawan pascaserangan terhadap kilang minyak milik Saudi Aramco, Sabtu (14/9).

Hari ini, Senin (16/9) harga emas dunia tercatat mengalami kenaikan seagam 1,29% menjadi US$ 1.507,50 per troy ons. Kendati demikian level tercatat belum menkaribi level terluhur harga emas dunia demi 5 September 2019 di level US$ 1.552,35 per troy ons.

Ahli strategi pasar negara berkembang TD Securities Mitul Kotecha mengatakan bahwa jika selera risiko (risk appetite) pemilik uang kemampuan ambruk jika konflik dalam Timur Tengah semakin memburuk, terutama jika ada bargumentasi terhadap serangan yang diklaim dengan kelompok pemberontak Houthi asal Yaman tersebut.

“Sejumlah pasar negara berkembang mau menghadapi tekanan nan semakin adiluhung,” ujarnya dilansir ketimbang Reuters, Senin (16/9).

(Baca: Drone Pemberontak Yaman Serang Kilang Minyak Teradi Arab Saudi)

Meski telah diklaim sebagai langkah yang dilakukan oleh kelompok Houthi melalui Yaman, Pemerintah Amerika Serikat menuduh Iran sebagai dalang di balik serangan terbilang. Pasalnya, Iran merupakan sekutu melalui Houthi. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyatakan bahwa tidak ada bukti serangan terbilang berasal melalui Yaman.

“Di tengah permintaan dunia bagi melakukan de-eskalasi (konflik), Iran malah melakukan serangan tak terduga terhadap persediaan minyak dunia,” kata Pompeo.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri iran Abbas Mousavi membantah tuduhan AS terkandung, dan menyatakan bahwa Iran siap berperang bersama siapapun akan mengkaitkan Iran bersama insiden terkandung.

Seorang komandan senior Pengawal Revolusi Iran menyatakan bahwa Iran siap menjumpai berperang  bersama AS selanjutnya memperingatkan bahwa aset-aset militer AS berada ekstra dalam jangkauan peluru-peluru kendali milik Iran.

"Semua pangkalan militer AS bersama kapal-kapal induk mereka yang berada dalam jarak 2.000 kilometer sekitar Iran berada dalam jangkauan peluru-peluru kendali kami," kata Kepala Korps Pagemarn Antariksa Pengawal Revolusi Amirali Hajjzadeh.

(Baca: Serangan ke Kilang Minyak Saudi Lemahkan Rupiah Jadi 13.996 / Dolar AS)