Benarkah Air Panas Lebih Cepat Beku dari Air Dingin?

Sejumlah hidangan berbuka puasa menggunakan es jadi bahannya. Namun ada bainah unik dalam pembuatan material berbahan dasar air tercantum.
Air panas kerap disebut dapat membeku lebih gesit dibandingkan air dingin. Meski secara logika dasar hal ini cukup aneh, tetapi percobaan ketimbang sejumlah peneliti membuktikan hal tercantum.
Fenomena ini telah dikenal senyampang berabad-abad, beserta dijelaskan bagi para filsuf seperti Aristoteles, Bacon, beserta Descartes. Namun fenomena ini baru diperkenalkan ke komunitas ilmiah era baru dengan 1969 bagi seorang murid sekolah menengah dengan Tanzania bernama Mpemba.
Fenomena air panas dapat membeku lebih cepat daripada air dingin disebut demi Mpemba effect atau efek Mpemba, seperti dikutip dari University of California.
Menurut Seorang Ahli Fisika ketimbang St. Norbert College antara Wisconsin, Amerika Serikat, Takamasa Takahashi, air panas membeku lebih segera daripada air dingin dalam kondisi tertentu.
"Dibutuhkan 540 kalori untuk menguapkan satu gram air, sedangkan dibutuhkan 100 kalori untuk membawa satu gram air cair dengan 0 derajat Celcius ke 100 derajat Celcius," katanya, seperti dikutip Scientific American.
"Ketika air lebih panas mengenai 80 derajat Celcius, laju pendinginan bersama prosedur penguapan cepat sangat luhur karena setiap gram penguapan menarik setidaknya 540 kalori mengenai air akan tertinggal," tambahnya.
Kalor nan dibutuhkan tersebut sangat tangguh jika dibandingkan demi satu kalori per derajat Celcius nan dibutuhkan akan membekukan air kedalam temperatur normal.
Meski demikian, air panas tidak akan membeku lebih buru-buru dengan air dingin. Namun air panas akan lebih buru-buru membeku dibandingkan air adapun agak hangat.
"Air dalam 100 derajat Celcius, misalnya, akan membeku sebelum air nan lebih hangat dengan 60 derajat Celcius tetapi tidak [akan membeku] lebih kencang dengan air nan lebih dingin dalam bawah 60 derajat Celcius," ujar Takahashi.
"Fenomena ini terutama terlihat ketika luas permukaan yang mendingin ganjaran penguapan yang andal lebih lowong dibandingkan beserta jumlah air ada, bagaikan ketika Anda mencuci mobil beserta air panas demi hari musim dingin," tambahnya.
Kemudian kondisi lain yang melaksbudakan air panas membeku lebih andal daripada air dingin sama atas ketika kedua air ini disimpan dalam sebuah panci selanjutnya diletakkan akan kulkas.
"Jika air cukup dingin, menambangi empat derajat Celcius (suhu dekat mana air mempunyai kepadatan termahal), maka air yang mendekati membeku dekat bagian bawah akan naik ke atas. Arus konveksi akan terus berlanjut engat seluruh badan air bersuhu 0 derajat Celcius, dekat mana semua air akhirnya membeku," jelas Takahashi.
Sedangkan jika airnya panas, air bahwa lebih dingin ala bagian bawah buat membeku, beberapa air bahwa lebih hangat berada di bagian atas panci.
Kondisi ini membuat tidak adanya konveksi adapun memperlemot sistem pembekuan mendampingi bagian bawah atas mulai membeku beberapa bagian atas tetap hangat.
Kemudian sesudah dikombinasikan bersama efek evaporasi, air panas akan membeku lebih segera daripada air dingin.
You may also like
